Tips Menata Tampilan Carport

Saat ini desain carport semakin bervariasi. Namun sebaiknya desain carport tetap mengikuti konsep desain rumah agar terlihat seimbang dan tetap menjadi satu kesatuan bangunan.



Carport yang menawan pasti akan menambah nilai tampilan rumah hunian Anda.

Yang memberikan tampilan menarik tidaknya sebuah carport terlihat dari desain atapnya. Atap berpola grid atau melintang berjajar sangat cocok dengan konsep rumah yang modern dan minimalis karena menampilkan kesederhanaan bentuk tetapi tetap memberikan nilai artistik. Atap carport dapat disanggah ke tanah maupun di gantung dengan cara atap bagian depan ditarik dengan menggunakan kawat baja dan ditambatkan ke dinding bangunan. Material atap carport dapat mengunakan kaca, genteng, polikarbonat atau fiberglass agar saat turun hujan, kendaraan tidak langsung terkena air hujan.

Rangka untuk menyangga ke tanah pun memiliki banyak piihan material, ada yang dari kayu, stainless steel, rangka baja, bahkan balok beton.Untuk lebih mempercantik penampilan carport, dapat digantungkan pot-pot kecil dengan tanaman cantik serta menanam tanaman hias seperti palem, bambu, bonsai di sekeliling carport.

Read more...

Mengakali Ruang Sempit


Tak ada batas sama sekali antara ruang tamu dengan ruang makan dan dapur. Malahan, kitchen set benar-benar berada di sebelah sofa. Penataan ruang seperti ini bisa membuat ruang tamu ikut berasap ketika ada yang sedang memasak di dapur. Karenanya, agar asap segera keluar, sebaiknya kompor diletakkan sejauh mungkin dari ruang tamu, dan sedekat mungkin dengan jendela. Lebih baik lagi jika dapur dilengkapi cookerhood.



Tabloid Rumah


Di rumah ini, ruang tamu—yang ukurannya kecil—digabungkan dengan ruang makan dan dapur. Tujuannya agar ruangan tampak lebih luas karena pandangan terbuka ke semua ruang-ruang ini.

Tapi kemudian timbul masalah. Dinding yang berbatasan dengan tetangga menjadi dinding yang panjang dan membosankan. Ruangannya pun hanya kotak datar saja, tanpa adanya permainan tinggi rendah lantai. Untuk mengatasinya, dinding panjang itu diberi warna kuning kunyit, yang jauh lebih tua daripada warna dinding lainnya. Hasilnya, dinding rumah yang tadinya kosong jadi lebih segar dan berisi.

Sofa Berseberangan Warna

Di ruang tamu ini juga dapat dilihat permainan warna pada sofa. Dua buah sofa yang berbeda warna (merah dan putih) diletakkan di sana. Untuk menyatukan keduanya, di atas sofa putih diletakkan bantal berwarna merah.

Selain itu, furnitur yang ada di rumah ini terasa menyatu dengan dinding. Contohnya di ruang tidur; rak TV—yang terletak di seberang tempat tidur—dibuat menyatu dengan meja rias. Di samping tempat tidur juga bisa ditemui nakas kantilever yang dibuat bertingkat. Untuk “menyatukan” nakas dengan tempat tidur, digunakan semacam kayu lapis.

Rak-rak pajang diberi latar belakang sehingga tampak beda. Hal seperti ini diterapkan di seluruh rak pajang yang berada di rumah, mulai dari ruang tamu, kamar tidur utama sampai ke kamar tidur anak.

Kamar Anak Luas

Kamar anak dirancang dengan sangat baik. Karena ingin si anak dapat melakukan segala aktivitas di dalamnya, kamar dibuat cukup luas. Untuk mendapatkan tempat tidur yang luas di lahan yang terbatas, mau tak mau rumah harus dibuat bertingkat. Dan di lantai bawah hanya dibuat satu kamar.

Furniturnya juga dibuat tak biasa; mulai dari lemari, rak pajang, dan tempat tidur. Bahkan, di dinding samping tempat tidur diberi bantalan sehingga anak bisa bersandar di sana ketika membaca atau bermain. Anak pun akan betah di rumah.

(rma/dek)

LOKASI: RUMAH CONTOH TIPE CATALONIA, BSD

Sumber: Tabloid Rumah

Sumber: http://www.kompas.com

url : http://kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/15/12055781/mengakali.ruang.

sempit


Read more...

Tips Mencegah Penularan Penyakit Di Perumahan


Pada dasarnya persyaratan perumahan harus dipertimbangkan agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara jasmani, rohani maupun social. Beberapa persyaratan agar penyakit tidak mudah menular dan kesehatan penghuni rimah tetap terjaga adalah :

  1. Tersedianya persediaan air bersih/air minum. Air bersih sangat diperlukan baik sebagai sarana pembersih maupun sebagai bahan untuk air minum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan.
  2. Bebaskan Rumah dari vector atau binatang binatang pengerat. Keadaan rumah maupun halaman serta linkungannya menjamin tidak terdapatnya sarang vector atau binatang pengganggu lainya. Hal ini terkait dengan konstruksi maupun keadaan dan kelengkapan fasilitas yang digunakan seperti adanya tempat penyimpanan sampah yang baik, dan kebersihan yang selalu terjaga.
  3. Tesedianya tempat pembuangan tinja dan air limbah yang memenuhi syarat sanitasi. Luas ukuran kamar jangan sampai menimbulkan suasana ‘crowded “. Luas kamar minimum dalah ukuran 2,5m x 3 m dengan ketinggian langit-langit 2,75-3 m.
  4. Sediakan fasilitas untuk pengolahan dan penympanan makanan/minuman yang bebas dari pencemaran ataupun dari jangkauan vector maupun binatang pengerat.
(ahmad mutakabbir)


Read more...

Ventilasi Alam Yang Baik

Ventilasi alam yang baik dalam suatu ruangan memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu diantaranya yang penting adalah luas lubang ventilasi tetap, minimum 5 % dari luas lantai ruangan, sedangkan luas ventilasi incidental ( yang dapat dibuka dan ditutup ) minimum 5 % luas lantai .

Penting untuk diperhatikan adalah :

  1. Udara yang masuk adalah udara yang bersih, tidak tercemar dari asap dapur, pembakaran sampah , atau sumber-sumber lain di sekitar pemungkiman.
  2. Aliran udara di atur dengan meletakkan lubang ventilasi yang berlawanan arah, tetapi perlu diingat jangan sampai menimbulkan aliran angin yang berlebihan.
  3. Kelembaban udara juga perlu mendapat perhatian, misalnya menanam pohon hias atau tumbuhan pelindung di halaman (untuk menghindari cahaya Matahari Langsung) sangat membantu dalam memberikan kesegaran udara.
  4. Penggunaan lampu penerangan dengan bahan bakar seperti lilin, petromaks/lampu minyak dan sebagainya akan menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 . Oleh karena itu ventilasi harus mendapat perhatian lebih serius.

(ahmad mutakabbir)


Read more...

Berikan Pencahayaan Yang Cukup Di Rumah Anda

Ada dua macam pencahayaan yang dibutuhkan untuk rumah kita, yaitu cahaya alami dan cahaya buatan. Idealnya setiap ruangan mendapatkan cahaya matahari pagi untuk membunuh kuman-kuman dan untuk menghindari kelembaban undara. Namun tidak mudah untuk mendapatkan lahan diman posisi setiap ruang tersinari oleh sinar matahari pagi. Seminimal mungkin setiap ruangan mendapatkan cahaya alam baik secara langsung maupun tidak langsung

Pada prinsipnya cahaya yang diperlukan suatu ruangan harus mempunyai intensitas yang sesuai peruntukannya. Luas jendela untuk pencahayaan alam minimal 20 % luas lantai. Cahaya diukur dengan satuan foot candle (fc) atau lux. 1 lux terangnya sama dengan cahaya yang dihasilkan sebuah lilin standar pada jarak 1 kaki yang menerangi bundaran dengan jari-jari 1 kaki. Intensitas cahaya yang dibutuhkan setiap ruang berkisar antara 50-200 lux.

• Dapur memerlukan 200 lux
• Kamar tidur 100 lux
• Kamar mandi 100 lux
• Ruang makan 100 lux
• Ruang belajar sekurang-kurangnya 100 lux
• Ruang tamu di atur sesuai selera penghuni

Yang perlu diperhatikan dalam merancang letak lampu adalah jangan sampai menyilaukan mata. Sumber cahaya yang bergerak dan berkedip akan menyebabkan mata tidak nyaman. Warna cahaya untuk membaca atau menulis adalah putih atau tidak berwarna. Sedangkan untuk ruang tidur atau ruang tamu dapat dipilih sesuai selera, warna yang lembut misalnya hijau atau biru.
(ahmad mutakabbir)


Read more...

Mengecat rumah

Mengecat Rumah adalah kebiasaan yang sering kita lakukan saat kita menginginkan penyegaran pada dinding atau bagian plafon dan atap. karena selain biaya relatif murah pekerjaan ini juga bisa dilakukan sendiri oleh pemilik rumah.
Tapi ternyata tidak mudah mengecat rumah dengan hasil baik, terkadang hasil yang dinginkan tidak sesuai dengan perkiraan kita sebelumnya, diantaranya permukaan cat tidak merata, cat sangat kental hingga susah menguasnya, dinding menjadi kasar dan sebagainya. Untuk itu sebelum mencat perlu diperhatikan beberapa hal diantaranya:



  1. Untuk permukaan lama, periksa lapisan plamir atau cat lama masih kuat melekat atau tidak. Untuk mengetahuinya, kuaskan air pada permukaan tersebut, tunggu beberapa saat. Jika permukaan tembok tampak gelembung-gelembung, permukaan tembok harus disekrap.
  2. Permukaan yang sudah dicat sebelumnya perlu dibersihkan dulu dengan baik dan hilangkan semua bagian cat yang terkelupas, debu, dan kotoran lainnya sebelum melakukan pengecatan dengan cara diampelas lebih dulu dan lapisi dengan satu lapis cat, biarkan sampai permukaan mengering.
  3. Untuk permukaan tembok luar dengan sisa-sisa cat lama yang terkelupas, debu dan kotoran tidak bisa dibersihkan seluruhnya. Berilah sebuah lapisan plamir sebelum permukaan tersebut dicat dengan cat tembok.
  4. Hilangkan sisa-sisa jamur/lumut/minyak dengan membuang lapisan tersebut sampai bersih, kemudian lapisi plamir.
  5. Jika sebelumnya tembok telah berwarna dan ingin mengganti warna, sebaiknya pilihlah cat tembok yang memiliki daya tutup yang kuat, jika tidak, sebaiknya menggunakan kuas rol atau menutup warna yang lama (terutama warna tua) dengan menggunakan plamir tembok.
  6. Untuk mendapatkan hasil akhir terbaik untuk permukaan tembok baru, beton atau permukaan baru lainnya, berikanlah waktu pengeringan secukupnya sebelum proses pengecatan. Waktu pengeringan untuk menghindari tembok dari lembap yang dapat mempengaruhi cat menjadi berjamur dan rontok.Tembok, sebelum dicat atau diplamir, sebaiknya disiram air sebanyak mungkin dalam beberapa hari.
  7. Sebelum tembok diplamir, lapisi dulu tembok dengan wall sealer guna menetralisasi PH semen agar sesuai dengan PH cat. Dengan wall sealer, cat tidak mudah mengelupas dan warna cat tidak akan berubah dari warna aslinya. (dari berbagai sumber)

Read more...

Memilih Jenis Ubin Keramik

Umumnya Ubin keramik yang ada dipasaran adalah Ubin Glazed, Ubin Mosaik, Ubin Quarry, dan Ubin Porselin untuk memilih jenis mana yang cocok berikut penjelasan mengenai jenis-jenis Ubin Keramik tesebut.




Ubin Porselin.

Ubin Glazed tersedia dengan permukaan yang glossy, matte, dan kasar anti-slip. Ubin glazed yang glossy akan menjadi licin ketika diketemukan dengan air, dan tidak cocok untuk digunakan dikamar mandi dan dapur. Untuk mendapatkan fungsi tahan licin, ubin glazed yang kasar anti-slip merupakan pilihan yang cocok.


Ubin Mosaik tersedia dalam berbagai jenis material dan finishing, mulai dari kaca sampai keramik. Ubin mosaik tersedia dalam aneka pola dan gambar, dengan aneka warna yang hidup. Kombinasi mosaik dan jenis keramik lain dapat menambah efek cerah pada lantai.


Ubin Quarry dibuat dari campuran tanah liat dan biasanya berwarna natural: abu-abu, merah dan coklat. Warnanya adalah warna dari tanah liat dan juga tergantung pada suhu ketika dibakar. Walaupun ubin ini memberikan cengkeraman yang bagus, tetapi tidak sesuai untuk digunakan di dapur karena ubin ini mempunyai daya penyerapan, dan akan ada noda jika tertumpah sesuatu.


Ubin Porselin merupakan ubin yang berdaya tahan kuat dibandingkan dengan ubin keramik yang lain, karena dibuat dengan cara dibakar pada temperatur yang tinggi. Dengan mempunyai daya tahan yang kuat, daya penyerapan yang rendah, ubin porselin paling cocok untuk digunakan di tempat yang sering dilalui, terutama tempat yang lebih terbuka.

Read more...

Memilih Warna Cat Rumah

Warna Cat Rumah menunjukkan Kepribadian anda. Seperti halnya memilih warna pakaian pemilihan warna cat untuk rumah anda harus selektif seai karakter penghuninya.
Untuk cat interior bagian dalam rumah pilihlah warna warna yang natural dan lembut, seperti putih, krem, abu muda, coklat muda agar memberikan kesan sejuk dan nyaman ini ditujukan pada ruang pubilk seperti ruang tamu atau ruang keluraga.

Sedangkan untuk ruang tidur tergantung selera anda,warna cat mempengaruhi kenyamanan anda dalam rung tersebut. jika anda berjiwa muda dinamis anda bisa menggunakan warna yang mencolok pada kamar tidur anda tapi usahakan mengunakan cat yang aman, dan bekwalitas baik.

Untuk bagian luar eksterior hendaknya pilihlah cat yang bernuansa lebih kuat dari bagian dalam.

Cat eksterior hendaknya weathershild atau yang mengandung zat kimia yang bisa memberi ketahanan terhadap cuaca dan perubahan suhu.

Jika kita ingin memainkan komposisi warna gunakanlah warna yang lebih tua untuk bagian bawah dan warna yang lebih muda untuk bagian atas, atau warna yang lebih tua pada bagian tengah dan warna yang lebih muda pada bagian tepi.

Read more...

Art-Noveau Villa


Lokasi     :   Sacro Monte Varese, Italy
Arsitek    :   SPATIUM




Read more...

RANCANGAN CAMPURAN ASPAL BETON (Mix Design Aspal Beton)

Metode rancangan campuran Aspal Beton yang digunakan adalah rancangan campuran aspal panas (hot mix) yaitu suatu campuran yang yang terdiri dari komponen-komponen agregat yang merupakan komponen terbesar dalam campuran dan bahan pengikatnya aspal dimana cara pencampurannya melalui proses pemanasan.


Perencanaan Campuran Aspal Beton yang digunakan adalah berdasarkan metode Marshall, dengan metode ini kita dapat menentukan jumlah pemakaian aspal yang tepat sehingga dapat menghasilkan komposisi yang baik antara agregat dan aspal sesuai dengan persyaratan teknis perkerasan jalan yang ditentukan.
Langkah-langkah dalam Mix Design Aspal Beton :

A. Penentuan Komposisi Agregat Dalam Campuran
Dari hasil pemeriksaan gradasi/analisa saringan agregat dibuat grafik yang didasarkan pada persen lolos untuk masing-masing nomor saringan yang digunakan. Selanjutnya untuk mendapatkan prosentase masing-masing fraksi agregat (chipping, pasir dan abu batu) dalam campuran dipakai Metode Grafis Diagonal, dimana prosedurnya sebagai berikut :
• Diketahui gradasi ideal yang akan digunakan dari persyaratan gradasi yang ditentukan.
• Digambar empat persegi panjang dengan ukuran (10 x 20) cm.
• Dibuat garis diagonal dari ujung kiri bawah keujung kanan atas.
• Sisi vertikal menyatakan persen lolos saringan dengan skala 0 dibawah dan 100 diatas.
• Dengan melihat spefikasi ideal, tiap-tiap nilai ideal tersebut diletakkan pada garis diagonal berupa titik.
• Dari tiap titik pada diagonal ditarik garis vertikal untuk menempatkan nomor-nomor saringan.
• Digambar grafik gradasi dari masing-masing fraksi yang akan dicampur.
• Untuk menentukan prosentase agregat kasar, dilihat dari jarak antara grafik gradasi kasar terhadap tepi bawah dan jarak grafik sedang terhadap tepi atas yang harus sama, pada suatu garis lurus.
• Pada garis tersebut, ditarik garis vertikal yang memotong garis diagonal. Kemudian dari titik potong ini ditarik garis horisontal yang memotong garis tepi, sehingga didapat prosentase agregat kasar yang diperlukan.
• langkah 8 dan 9 diulangi untuk mendapatkan prosentase agregat halus dan bahan pengisi.
Setelah diperoleh komposisi dari setiap jenis fraksi agregat, dibuat suatu tabel hasil analisa gabungan agregat, dimana prosentase masing-masing fraksi yang akan digunakan diperoleh dari hasil perkalian dengan prosentase lolos untuk masing-masing nomor saringannya. Kemudian dijumlahkan untuk masing-masing nomor saringan lalu dilihat apakah gradasi tersebut sudah memenuhi spesifikasi yang diisyaratkan sesuai jenis campuran yang akan dibuat.
Hasil penggabungan agregat diusahakan mendekati “ideal spec”, jika melalui grafik diagonal belum bagus maka digunakan metode coba-coba (Trial and Error) yaitu menentukan terlebih dahulu prosentase dari masing-masing agregat (tanpa mengubah persen lolos) kemudian hasil penggabungan agregat diperoleh melalui perkalian prosentase dengan persen lolos dari agregat.
Selanjutnya hasil perkalian tersebut masing-masing dijumlahkan dan dilihat apakah hasilnya mendekati nilai “ideal spec”. Selanjutnya dibuat grafik penggabungan agregat dan grafik spesifikasinya, setelah itu dihitung berat masing-masing fraksi yaitu prosentase fraksi dikali dengan kapasitas mould.
Berat masing-masing fraksi campuran ini, dibagi-bagi lagi berdasarkan ukuran saringan sesuai dengan prosentase tertahan agregatnya yang akan digunakan untuk pembuatan bricket uji.


B. Penentuan Berat Aspal Dalam Campuran
Setelah ditentukan kadar aspal yang akan digunakan dalam campuran, maka berat aspal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Berat aspal (gram) = A x B

Dimana : A = Kadar aspal ( % )
B = Kapasitas mould (gram)

C. Penentuan Berat Jenis dan Penyerapan Campuran
Setelah diperoleh hasil pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat dan berat jenis aspal, maka berat jenis dan penyerapan dari total agregat/campuran serta penyerapan aspal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

- Berat jenis bulk (Gsb) = P1 + P2 + Pn
(bulk spesific gravity) (P1/G1) (P2/G2) + (Pn/Gn)

- Berat jenis semu (Gsa) = P1 + P2 + Pn
(apparent specific gravity) (P1/A1) (P2/A2) + (Pn/An)

- Berat jenis efektif (Gse) = Gsb + Gsa
(effective specific gravity) 2
- Penyerapan aspal (Pba) = Gse - Gsb x Ga x 100%
Gse x Gsb
dimana :
Gsb = berat jenis bulk
Gsa = berat jenis semu/apparent
Gse = berat jenis efektif
Pba = penyerapan aspal
Ga = berat jenis aspal
P1, P2,. . ., Pn = persentase berat dari komponen agregat 1, 2,...n
G1,G2,..,Gn = berat jenis bulk dari masing-masing agregat
A1, A2,,An = berat jenis apparent dari masing-masing agregat

Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan adalah chipping, pasir, abu batu, dan aspal yang telah diperiksa dan memenuhi persyaratan spesifikasi.
Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan dan pengetesan rancangan campuran adalah :
 Cetakan benda uji yang berdiameter 10,16 cm (4“) dengan tinggi 7,62 mm (3”) yang dilengkapi dengan pelat alas dan leher sambung
 Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk yang rata berbentuk silinder, dengan tinggi jatuh bebas 45,75 cm (18”) dan berat 4,536 kg

 Alat pengeluar benda uji yang telah dipadatkan yaitu sebuah alat ejector
 Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau sejenisnya) berukuran kira-kira 20 x 20 x 45 cm3(8”x8”x8”) yang dilapisi dengan pelat baja berukuran 30 x 30 x 2,5 cm3 (12” x 12” x 1”) dan diikat pada lantai beton dengan empat bagian siku
 Silinder cetakan benda uji
 Peralatan Marshall test, dilengkapi dengan :
- Kepala penekan berbentuk lengkung
- Cincin penguji yang berkapasitas 3000 kg dilengkapi arloji tekan dengan perlengkapannya
- Arloji kelelahan dengan perlengkapannya
 Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (200 ± 3) °C
 Bak perendam (water bath), dilengkapi dengan pengatur suhu minimum 20 °C
 Perlengkapan bantu lainnya, antara lain :
- Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran
- Pengukur suhu dari logam berkapasitas 250°C dan 100°C dengan ketelitian 0,5 atau 1% dari kapasitas
- Kompor
- Sendok pengaduk
- Sarung asbes dan karet
- Timbangan yang dilengkapi penggantung benda uji berkapasitas 2 kg dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gram
- Corong yang terbuat dari aluminium
- Spatula
- Satu set saringan terdiri dari ukuran : ¾, ½, 3/8, No.4, No.8, No.30, No.50, No.100 dan No.200, serta PAN.

Pembuatan dan Pengetesan Benda Uji
Pembuatan dan pengetesan benda uji dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap kelelahan dari campuran aspal yang telah dibuat/ditentukan komposisinya. Benda uji (briket) yang dibuat untuk masing-masing kadar aspal berkisar antara 5,5 % - 7,0 % adalah sebanyak 3 (tiga) buah.
Langkah-langkah pembuatan dan pengetesan benda uji adalah sebagai berikut :
1. Masing-masing agregat dikeringkan sampai beratnya tetap pada suhu (110 ± 50) °C. Setelah dingin agregat dipisah-pisahkan dengan cara penyaringan kering kedalam fraksi - fraksi yang dikehendaki, lalu ditimbang sesuai dengan besarnya prosentase perbandingan komposisi agregat
2. Campuran agregat tersebut, dipanaskan sampai mencapai suhu pencampuran (170 ± 20)°C dalam panci pencampuran. Sementara itu aspal juga dipanaskan secara terpisah sampai mencapai suhu pencampuran
3. Aspal dituangkan kedalam panci pencampuran/agregat yang sudah dipanaskan tersebut, sesuai dengan beratnya yang telah ditetapkan. Kemudian diaduk sampai homogen dan terlihat seluruh permukaan agregat tertutup oleh aspal. Suhu selama pengadukan campuran aspal diusahakan tetap dipertahankan (150°C), dimana hal ini dikontrol dengan termometer
4. Campuran aspal yang telah homogen, dipindahkan kedalam cetakan benda uji (mould) yang telah dibersihkan dan diletakkan pada dasarnya kertas saring/penghisap lebih dahulu. Pemindahan campuran kedalam cetakan dilakukan dengan bantuan corong aluminium yang diletakkan diatas cetakan
5. Campuran didalam cetakan dtusuk-tusuk dengan spatula (sendok semen) sebanyak 15 kali pada bagian pinggir cetakan secara keliling dan 10 kali pada bagian dalamnya/tengahnya. Lalu ratakan permukaan campuran menjadi bentuk yang sedikit cembung dan taruhlah kertas saring diatasnya
6. Kemudian dilakukan pemadatan dengan penumbukan sebanyak 75 kali pada masing-masing bagian / sisi atas dan bawah cetakan
7. benda uji dikeluarkan dengan memakai alat ejector, lalu diletakkan diatas permukaan rata yang halus, dibiarkan selama kira-kira 24 jam pada suhu ruang
8. tanda pengenal diberikan pada benda uji yang telah dingin sesuai dengan prosentase kadar aspal, lalu ditimbang dan diukur tinggi benda uji dengan ketelitian 0,1 mm. Kemudian direndam benda uji dalam air kira-kira 24 jam pada suhu ruang
9. Setelah perendaman 24 jam, benda uji ditimbang dalam air dan beratnya ditetapkan untuk mendapatkan isi
10. Benda uji diangkat dan dilap dengan kain sampai mencapai keadaan kering permukaan jenuh (SSD = Saturated Surface Dry), kemudian ditimbang
11. Rendam benda uji dalam bak perendaman yang dapat diatur suhunya, dengan suhu 60 °C selama 30 – 40 menit
12. benda uji dikeluarkan dalam bak perendaman, lalu dimasukkan kedalam cincin penjepit dan diletakkan diatas piston penekan
13. Sebelum pembebanan dilakukan, kepala penekan beserta benda uji dinaikkan hingga menyentuh alat cincin penjepit. Pada cincin penjepit dipasang dial (arloji) pembacaan kelelahan (flow), jarum dial di stel pada angka nol
14. Dial stabilitas yang terpasang pada proving ring yang telah diitentukan, di stel pada angka nol
15. Benda uji pada kondisi ini telah siap untuk ditekan. Kemudian mesin dijalankan dengan membuka aliran listrik pada motor penggerak
16. Mesin dimatikan setelah jarum stabilitas tidak bergerak lagi (telah mencapai stabilitas maksimum). Kemudian dibaca/dicatat nilai stabilitas dan flow yang diperoleh. Perlu pula diketahui bahwa waktu benda uji dari bak perendaman sampai mencapai beban maksimum adalah tidak boleh lebih dari 30 detik.

Read more...

Calssic 2


   Asrama Mahasiswa Sinjai
Lokasi   :  Makassar
Arsitek :  Yunus/calssic studio

Read more...

Classic 1


      Rumah type 36
lokasi    : Makassar
arsitek  : Classic Studio



Read more...

Rumah Bulan








Berikan Komentar anda....


Read more...

Baan Kamonorrathep


Lokasi    :  Mae Rim District, chiang may Thailand
Arsitek :  Rimtai Saitarn



Read more...

Geotextil


Definisi Geotextile
Geosintetik berasal dari kata Geo dan sintetik, geo yang berarti bumi atau tanah sedangkan sintetik berarti bahan buatan, dalam hal ini adalah bahan polimer plastic dan turunannya. Definisi secara umum Geotextile adalah material polimer yang diaplikasikan pada bumi/ tanah. Istilah geosintitik ini merangkum empat jenis bahan geosintetik biasa digunakan, yaitu geotekstil, geogrid, geomembran dan geokomposit

Geotextil.
Geotextil (gambar 1a) merupakan awal penggunaan material polimer untuk aplikasi teknik sipil, yaitu berupa lembaran polimer fleksibel berbentuk benang yang dirajut dalam anyaman (woven) maupun serat-serat polimer yang dirajut secara acak membentuk lembaran yang biasanya disebut geotextilniranyam (non woven).
Disini geotextil biasanya digunakan untuk aplikasi-aplikasiperkuatan (reinforcement), pemisih (separator), drainase, penyaring (filter) dan lain-lain.
Tipe geotextile yang digunakan sangat tergantung pada dominasi fungsi yang harus dilingkup oleh geotextil tersebut. Penggunaan Geotextil didaerah aliran sunggai dimana fungsi filtrasi, drainasi dan separasi lebih menonjol, maka penggunaan geotextil niranyam (non woven) lebih dianjurkan walaupun penggunaan geoteksil woven bukan merupakan hal yang tidak mungkin.
Geogrid
Geogrid (gambar 1b) merupakan polimer yang dibentuk seperti jala dengan fungsi utamanya adalah sebagai perkuatan dan sangat jarang atau hampir tidak pernah digunakan sebagai pemisah. Geogrid ini merupakan perkembangan dari pemikiran spesialisasi, dimana geotextil baik yang woven maupun yang non woven hanya difungsikan sebagai material pemisah saja, sedangkan material perkuatan digunakan material khusus yaitu geogrid.
Geomembran
Geomembran (gambar 1c) adalah polimer plastic atau karet yang berupa lembaran membrane yang tidak tembus zat cair dengan fungsi utama sebagai pelapis kedap air (liner) dimana lembaran ini dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai resistensi terhadap unsure kimia dengan tingkat kepekatan yang cukup tinggi dan taha terhadap sinar matahari (dari pabrik memberikan garansi lebih dari 10 tahun untuk kondisi tahan terkena matahari terus menerus.
Geocomposit
Geocomposit merupakan kombinasi dari material-material diatas, dapat berupa kombinasi antara: geotextil dengan georigit, geomembran dan georigit, dan geomembran atau salah satu jenis geosintesis dengan material lain seperti benang plastic keras atau lembaran plastic bergelombang dll. Dapat berfungsi sebagai pemisah, perkuatan, penyaring, drainase, akselerasi konsolidasi dll.

Fungsi dan aplikasi Geotextile
Dibidang teknik sipil terdapat bermacam-macam aplikasi penggunaan geotexstile. Dapat dibagi dalam berbagai fungsi dasar. Dan ini penting untuk mengetahui mekanismenya. Fungsi dasar tersebut adalah:
- separasi
- filtrasi
- drainasi
- perkuatan
- lapisan pelindung
SEPARASI
Geotextil berfungsi sebagai separasi apabila diletakan diantara butiran tanah halus (fine soil) dan material kasar (coarse material) dan menjaga kedua jenis material tersebut tidak bercampur.
FILTERASI
Geotextil berfungsi sebagai piler, jika pada waktu diletakkan diatas tanah, geotextil tersebut masi mengijinkan air mengalir, sementara butiran tanah dibawahnya masi tertahan. Antara permeabilitas dan butir (soil retension) adalah kebutuhan kontradiktif yang harus dipenuhi oleh geotextil minimum sampai umur rencananya. Mekanisme filtrasi ini mendominasi mekanisme yang lain tetapi semua mekanisme tersebut bekerja sama-sama pada waktu yang bersamaan.

DRAINASE
Geosintetrik berfungsi sebagai drainase, jika geosintetis tersebut mengumpulkan cairan atau gas kemudian mengalirkannya kesaluran pembuangan. Kusus untuk geotestil, hamper semua geotestil mempunyai kemampuan drainase, tetapi geotestil woven yang tipis mempunyai kemampuan yang lebih kecil disbanding kan geotextil non woven yang lebih tebal. Tetapi kapasitas drainasenya sangat terbatas.
PERKUATAN
Geotextil berfungsi sebagai perkuatan, jika kekuatan tarik geosintetik tersebut mengikat karakteristik struktur tanah melalui perlaku geser geotextil pada tanah. Seperti yang kita ketahui bahwa tanah tidak mempunyai kemampuan untuk menahan gaya tarik, oleh sebab itu gaya tarik atau gaya geser yang terjadi pada tanah diterima oleh geosintetik biasanya digunakan untuk konstruksi perkuatan adalah georigit atau geotextil
LAPISAN PELINDUNG
Geotextil berfungsi sebagai lapisan pelindung untuk geo membrane. Biasanya geotextil yang digunakan non woven yang cukup tebal sehingga geomembran terlindung dari tusukan benda tajam seperti batu pecah, beton dan sebagainya, sehingga pada pemilihan geosistetik digunakan sebagai lapisan pelindung. Geosintetik ini harus mempunyai ketahahan terhadap tusuk yang cukup baik

APLIKASI GEOTEXTIL
Untuk lebih focus pada aplikasi tertentu, pembahasan berikut hanya dibahas aplikasi geotextil, dimana baik material maupun cara pemasangannya relative sangat mudah, sehingga orang awam dapat segera mengaplikasikan dalam proyek yang sedang ditanami. Dalam aplikasi dilapangan, geotextil jarang digunakan untuk satu fungsi saja. Tetapi untuk banyak kondisi, satu fungsi lebih dominant dari fungsi-fungsi yang lain

Dengan adanya geotextil sebagai perkuatan factor keamanan kestabilan geser dengan perhitungannya sebagai berikut.


FK = FKt + FKg

FKt =

FKg =

Atau FK =

Dimana:
FK = Faktor Keamanan
FKt = Faktor kemanan akibat kuat geser tanah
FKg = Faktor keamanan tambahan dari geotextil
Mt = Momen tahan akibat kuat geser tananh
Mg = Momen guling dari bidang geser dan longsor
P = Gaya tarik dari geotsintesik
Y = Lengan momen dari gaya tarik pada geosintetik terhadap pusat bidang kelongsoran


PENGGUNAAN VERTICAL DRAIN PADA PEMAMPATAN TANAH

Sering dijumpai pada perencanan bahwa cara Prealoding masi memerlukan waktu yang cukup lama umumnya lebih dari satu tahun padahal proyek tidak dapat menunggu selama waktu itu. Untuk mempercepat konsolidasi digunakan vertical drain. Cara ini terapkan pada tanah dimana pemadatan terjadi sebagian besar akibat konsolidasi primer (primary consolidation).
Vertical drain umumnya berupa tiang-tiang vertical yang muda mengalirkan air (berwujud sand drain/tiang pasir atau dati bahan geosintetis yang dikenal dengan “wick drain” atau juga dikenal dengan Prefabricated Vertical drain (PVD). Tiang-tiang atau lubang-lubang tersebut dipasang didalam tanah pada jarak tertentu sedemikian rupa sehingga memperpendek jarak aliran drainase air pori (drainage path). Karena waktu yang diperlukan mencapai derajat konsolidasi tertentu adalah fungsi dari tebal/ panjang lapisan aliran drainase maka menurut tersebut sebagai berikut :

T =

Dimana : H = panjang drainase path, dengan adanya Vertical drain waktu dapat diperpendek.
Jarak penggunaan Vertical drain dapat dilihat pada gambar disebelah.

Lapisan Sand mat (atau sand blanket) diperlukan untuk mengalirkan air yang keluar dari Vertical drain pada permukaan tanah. Jadi pada Vertical drain dapat dijaga tekanan air tetap hidrostatis. Selain itu, pada pemampatan primer biasa tampa adanya Vertical drain, arah pengaliran air adalah sebagian besar Vertical drain sehingga nilai cv yang dipakai adalah cv arah vertical.padahal dengan adanya Vertical drain arah pengaliran air sebagiab besar horizontal dan harga ch adalah untuk arah horizontal. Karena pada umumnya ch > cv , maka waktu konsolidasi t makin bertambah pendek lagi. Umumnya nilai ch / cc sama dengan 2 – 10. untuk lebih jelasnya tentang pemanpatan tanah dengan menggunakan Vertical drain, pembaca dapat mengacu pada Barron 1948, Carillo 1942, dan Hansbo 1979, untuk Vertical drain.






Gambar : Pemasangan vertical drain pada tanah yang compressible


Pemadatan Tanah Dalam (Deep Compaction)
Penggunaan dan mekanisme pemadatan
Pemadatan dalam (deep Compaction) ini terutama ditujukan untuk tanah-tanah non cohesive. Seringkali dijumpai kondisi dimana satu lapisan tanah tak berkohesi yang cukup tebal dalam keadaan yang tidak cukup padat atau relative renggang (lose). Tanah-tanah tersebut mengkin saja terjadi secara alamiah, atau akibat reklamasi suatu daerah rendah yang dibawah air (reklamasi pantai waktu tambahan lahan baru). Pada cara yang disebut belakangan ini, karena tanah reklamasi tidak mungkin dipadatkan lapis demi-lapis ini, letaknya dibawah permukaan air. Jadi penggurungan dilakukan sekaligus dengan cara “dumping” sampai tanah urung melampaui tinggi muka air setempat. Sebagai akibatnya, tanah urung tersebut berada pada kondisi renggang (loose). Tanah-tanah seperti ini perlu dipadatkan dahulu sebelum digunakan sebagai lahan untuk bangunan.
Tanah tak berkohesi (dominant pasir) yang renggang harus dipadatkan terlebih dahulu, pada tanah jenis ini mudah terjadi peristiwa “Liquefaction” bilamana terjadi getaran yang cukup kuat (dari gempa bumi atau lainnya). “Liquefaction” adalah peristiwa dimana tanah seolah-olah bersifat cair dan mudah bergerak dan berubah bentuk akibat adanya getaran dan tekanan dari tanah dan bangunan (diatas tanah). Walaupun tanah tak berkohesi tersebut umumnya mempunyai daya dukung dengan kekuatan yang cukup baik dalam kondisi renggang tersebut, struktur tanah tersebut mudah runtuh bila ada getaran atau gempa. Jadi tidak baik mendirikan bangunan diatas tanah tak berkohesi. Yang renggang, kecuali didaerah tersebut dipastikan tidak ada getaran yang berarti.
Pemadatan tanah untuk lapisan yang renggang tak berkohesi yang cukup tebal juga menggunakan prinsip getaran. Teknologi pemadatan masa kini meliputi cara vibrocompaction, blasting (ledakan), heavy tamping(tumbukan berat).
Yang dimaksud dengan vibrocompaction ialah cara yang menggunakan alat penggetar.yang dilakukan dengan cara memasukan alat tersebut kedalam tanah yang renggang, sampai pada pada kedalaman tersebut terbawah yang ingin dipadatkan.
Cara blasting ialah cara pemadatan dengan menggunakan ledakan,sedang cara heavy tamping (tumbukan berat) dengan menggunakan alat tumbuk super berat yang dijatuhkan dengan satu ketenggian ke permukaan tanah.kedua jenis pemadatan ini menghasilkan gelomnang getaran tekan dan gesar yang cukup besar sehingga susunan partikel tanah runtuh dan membentuk susunan yang lebih rapat.
Cara vibrocompaction, blasting, dan heavy tamping pada prinsipnya sama, yaitu menghasilkan getar yang meruntuhkan susunan partikel tanah (mula-mula) sehingga partikel membentuk susunan yang lebih rapat dan lebih kokoh. Cara vibrocompaction menghasilkan gelombang getar yang lebih kecil dibandingkan dengan dua jenis pemadatan yang lainnya. Getaran akibat vibrocompaction biasanya hanya satu atau dua meter dari sumbernya. Sedangkan untuk yang lainnya biasannya sampai  10 m. dari sumbernya (Mitchell, 1981).
Cara vibrocompaction lebih efektif bila digunakan untuk memadatkan tanah dominant pasir bilamana jumlah fraksi tanah yang lolos ayakan no. 200 (persen berat). Adanya fraksi lempung dan lanau yang lebih besar menyebabkan tanah sulit untuk dipadatkan dengan cara vibrocompaction ini.
Adapun cara-cara untuk mengukur pemadatan tanah setelah digetarkan diatas atau mengukur perubahabn kepadatan dan kekuatan tanah sebelum dan sesudah pemadatan dilakukan cara sebagai berikut:
1. Pengukuran dengan bantuan patok-patok satlement dipermukaan
2. Mengukur dengan SPT sebelum dan sesudah dipadatkan
3. Pengukuran dengan alat sondir
4. Pengukuran jumlah volume bahan pengisi tambahan yang dimasukan kedalam tanah pada cara vibrocompaction menggunakan bahan pengisi.
5. Menggukur kepadatan tanah cara gelombang geser seismic
6. Cara pemancangan tiang dan mengukur tiang tersebut sebelum dan sesudah pengetaran

PEMADATAN DENGAN CARA VIBROCOMPACTION
Pemadatan dengan cara vibrocompaction umumnya hanya efektif untuk tanah bergradasi pasir dan lebih kasar dari pasir.
Cara ini umumnya dilakukan dengan bantuan alat vibro yang dapat berupa tiang (pancang) berujung terbuka atau tertutup tiang tersebut dimasukkan kedalam tanah dengan digetar. Pada sebagian cara ini tanah dipadatkan dengan menusuk-nusukkan tiang pancang yang bergetar kedalam tanah tanpa tambahan material pengisi atau sebagian lagi dengan menambahkan material pengisi misalnya pasir atau kerikil.

PEMADATAN DENGAN CARA DILEDAKKAN (BLASTING)
Cara pemadatan blasting adalah satu cara yang ekonomis untuk pemadatan lapisan pasir renggang yang cukup tebal atau dalam. Prosedur pemadatan berupa:
1. Pembuatan/pemancangan pipa dengan cara getar auger borring atau lainnya. Kedalam pipa sampai kedalaman ledakan yang diinginkan
2. Pemasangan bahan peledak (dinamik) dalam pipa tersebut.
3. Penggurukkan kembali pipa
4. Peedakan bahan dinamik menurut pola ledak dankekuatan ledak yang direncanakan.
Peledakkan akan menghailkan gelombang getar tekan dan geser yang akan meruntuhkan susunan partikel tanah asli dan membentuk susunan yang lebih padat.

PEMADATAN CARA HEAVY TAMPING (PENUMBUK BERAT)
Cara ini dilakukan dengan menjatukan suatu masa yang sangat berat sdari satu ketinggian (dengan bantuan Derek) keatas permukaan tanah yang akan dipadatkan. Berat massa penumbuk berfariasi dari yang terkecil 1-2 ton sampai 200 ton yang terbuat dari beton atau kotak baja yang berisi beton atau pasir. Tinggi jatuh bias sampai 40 m dari muka tanah.

Read more...

MENGENAI BANJIR

A BANJIR
1. Definisi Banjir :
Banjir merupakan hasil dari limpasan yang berasal dari curah hujan atau cairnya salju dalam jumlah yang terlalu besar untuk dapat dikungkung didalam alur air rendah dari sungai-sungai.


2. Tipe Banjir :
a) Banjir bandang
b) Banjir kilat, ini terjadi ketika hujan turun dan kadang terjadi banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air karena tanah memiliki daya serap air yang buruk atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air.
c) Banjir pesisir, terjadi melalui ombak besar tingginya bias mencapai 8 meter.

3. Faktor-faktor penyebab banjir :
a) Jebolnya tanggul.
b) Penuhnya waduk akibat curah hujan yang besar.
c) Banjir yang melebihi banjir rencana.
d) Curah hujan tinggi.
e) Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut.
f) Daerah terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit.
g) Daerah terletak didekat sungai atau sungai-sungai yang memiliki daerah aliran sungai yang luas.
h) Kurangnya tutupan vegetasi di daerah hulu sungai.
i) Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang pinggir sungai.
j) Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai.
k) Penggunaan lahan yang tidak tepat.
l) Pembangunan pemukiman di daerah dataran banjir.
m) Penggundulan hutan.
n) Pembuangan sampah ke dalam sungai

4. Efek daripada banjir :
a) Kerugian harta benda
b) Rusaknya sumber daya alam
c) Banyaknya Sampah yang bertumpuk didepan jembatandapat menaikkan duga muka air sungai
lebih dari yang diharapkan
d) Terjadinya korban jiwa, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
e) Merosotnya perekonomian
f) Terganggunya kegiatan usaha

5. Pencegahan sebelum banjir :
a) Tanggul paling sering digunakan untuk pencegahan dan pengurangan banjir , karena dapat dibangun dengan biaya yang relatif murah dan bahan yang dengan mudah didapatkan didaerah setempat.
b) Membuat waduk banjir yang berfungsi untuk menampung sebagian aliran banjir untuk memperkecil puncak banjirnya pada titik yang harus dilindungi
c) Masyarakat pula dapat mencegah banjir dengan membuang sampah pada tempatnyaagar tidak menyumbat selokan, jembatan, serta sungai.
d) Salah satu usaha pemerintah untuk mencegah banjir yaitu dengan “Banjir Proyek Baku”. Banjir ini dirumuskan sebagai “debit-debit yang dapat diharapkan dari gabungan paling hebat antara kondisi-kondisi metereologis dan hidrologis yang dianggap merupakan cirri-ciri yang wajar dari wilayah geografis yang bersangkutan, termasuk gabungan-gabungan yang sangat jarang”.
e) Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai dengan fungsi lahan.
f) Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada beberapa bagian sungai yang seringa menimbulkan banjir.
g) Tidak membangun rumah didataran banjir.
h) Tidak membuang sampah kedalam sungai.
i) Pengerukan sungai.
j) Pemasangan pompa untuk daerah-daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
k) Hindari aktivitas di sekitar sungai yang memiliki lembah sempit jika terlihat dibagian hulu sungai dalam keadaan mendung atau hujan untuk mengurangi resiko bencana banjir bandang.
l) Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan.
m) Perhatikan atau pantau terus informasi cuaca dan pengamatan ketinggian muka air sungai yang banyak disiarkan lewat media, atau langsung bertanya ke instansi terkait yaitu Badan Meteorologi dan Geofisika dan Pemerintah Daerah setempat.

6. Penanganan selama banjir :
a) Manusia hanya dapat berbuat sedikit saja untuk mencegah banjir besar, tapi dapat mengecilkan kerugian terhadap tanaman dan hak milik didalam dataran banjir sungai yang bersangkutan
b) Memelihara keefektifan suatu tanggul, cara yang paling tepat dapat dilakukan selama terjadi banjir.
c) Perbaikan alur sungai dan selokan
d) Pengungsian darurat dan usaha membuat kebal banjir.

7. Penanganan selama pasca banjir :
a) Pengurangan puncak banjirdengan waduk
b) Pengurungan aliran banjir didalam suatu alur yang ditetapkan dengan tanggul, tembok banjir, atau suatu saluran tertutup.
c) Penurunan permukaan puncak banjir dengan mempertinggi kecepatan aliran akibat perbaikan alur
d) Pengalihan air banjir melalui by pass atau aluran banjir (flood ways) kedalam alur sungai atau bahkan ke DAS lain.
e) Usaha membuat kebal banjir (flood proofingt) bagi harta milik tertentu
f) Pengurangan limpasan banjir dengan pengolahan lahan
g) Pengungsian sementara dari daerah-daerah ancaman banjir berdasarkan peringatan banjir
h) Pengolahan dataran banjir.



B. LONGSOR
1. Definisi longsor
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng, dapat berupa tanah atau batuan yang bergerak, secara cepat atau perlahan menuruni lereng atau keluar lereng.


2. Tipe longsor

3. Faktor-faktor penyebab longsor
a) Daerah berbukit dengan kemiringan lereng lebih dari 20 derajat. Untuk daerah dengan penyusun berupa struktur tanah lempung pada kondisi jenuh air akan mungkin bergerak pada sudut lereng kurang dari 20 derajat.
b) Terdapat lapisan tanah yang tebal menumpang di atas lapisan batuan yang lebih keras dan kedap air.
c) Sistem tanah air dan tata guna lahan yang kurang baik di daerah lereng, sehingga banyak air tertahan pada lereng yang menyebabkan lereng jenuh air. Sebagai contoh adanya kolam ikan pada lereng, sawah, ladang terbuka yang hanya ditanami tanaman berakar serabut yang sistim perakarannya tidak dalam.
d) Kurangnya tanaman penutup lereng.
e) Terdapat retakan-retakan berbentuk tapal kuda pada bagian atas tebing.
f) Terdapat banyak mata air/rembesan air pada tebing yang menunjukkan tebing telah jenuh air yang sering disertai longsoran-longsoran skala kecil.
g) Adanya aliran sungai dibawah lereng yang alirannya mengerosi/menggerus dasar lereng sehingga sudut kelerengannya menjadi lebih terjal.
h) Aktifitas manusia yang menyebabkan lereng semakin terjal seperti pemotongan tebing untuk pembangunan rumah, pembuatan jalan, dan penambangan.
i) Aktifitas manusia yang menyebabkan pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti pembangunan rumah atau sarana fisik lainnya.

4. Efek daripada longsor
a) Sarana dan prasarana yang ada di sekitar bencana menjadi lumpuh
b) Mengakibatkan timbulnya korban
c) Secara geologi menyebabkan perubahan pada muka bumi
d) Akan diadakan perbaikan konstruksi bangunan di daerah sekitar untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan
e) Mempengaruh kehidupan ekosistem di sekitar daerah longsor
5. Pencegahan pra longsor
a) Kenali daerah tempat tinggal kita sehingga jika terdapat ciri-ciri daerah rawan longsor kita dapat menghindar.
b) Perbaiki tata air dan tata guna lahan daerah lereng.
c) Tanami daerah lereng dengan tanaman yang sistim perakarannya dalam (akar tunggang).
d) Tutup retakan-retakan yang timbul di atas tebing dengan materi lempung untuk mencegah air hujan masuk ke dalam tanah.
e) Selalu waspada pada saat musim hujan terutama pada saat curah hujan yang tinggi dalam waktu yang lama.
f) Waspada terhadap mata air/rembesan dan kejadian longsor skala kecil di sepanjang lereng.

6. Penanganan selama terjadi longsor
Kebanyakan penduduk di bawah lereng tidak mempunyai kesempatan untuk menghindar pada saat massa tanah sudah mulai meluncur ke bawah. Evakuasi penduduk jika tebing telah menunjukkan gejala akan longsor.

7. Penanganan pasca longsor
a) Lakukan evakuasi korban yang tertimbun secara hati-hati, karena penggalian pada timbunan tanah longsor di bawah tebing dapat memicu terjadinya longsoran baru.
b) Lakukan evakuasi penduduk yang tinggal di daerah bahaya ke tempat penampungan yang aman.
c) Cari sumber-sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk daerah penampungan korba bencana.
d) Segera hubungi pihak yang terkait seperti Kepala Desa/Lurah atau Camat sehingga kejadian bencana dapat ditangani dengan segera dan terkoordinasi.


C. BENDUNGAN (DAM)

1. Definisi Bendungan (DAM)
Bendungan (DAM) adalah sebuah ambang besar yang melintang di palung sungai dan berfungsi untuk menyimpan air pada masa-masa surplus air, kemudian tampungan air tersebut pengeluarannya diatur untuk berbagai macam tujuan.

2. Berbagai jenis bendungan
a) Menurut kegunaannya
 Bendungan penampungan air
Dipergunakan untuk menyimpan air dalam masa-masa surplus air yang akan dipergunakan nantinya dalam masa-masa kekurangan air.
 Bendungan pembelokan air (Diversion dam)
Untuk meninggikan muka air, maka dibangun sebuah bendungan untuk keperluan mengalirkan air melalui saluran-saluran, kanal-kanal ataupun dengan sistem aliran lain menuju ke tempat-tempat yang memerlukannya. Digunakan untuk maksud pengembangan irigasi dan sebagai pembelokan arus sungai melalui terusan-terusan ke tempat yang memerlukan.
 Bendungan penahan (Detention dam)
Dibuat untuk memperlambat serta mengusahakan seminimal mungkin terhadap efek aliran banjir yang mendadak. Dibagi dalam 2 bentuk pokok :
Bentuk I : Air menampung secara berkala/sementara, kemudian dialirkan melalui outlet menuju ke sebuah bangunan, dimana di tempat ini aliran air tidak akan mencapai kecepatan yang tinggi ke arah terusan hilirnya.
Air dibiarkan meresap danmerembes ke dalam lereng-lerengatau strata.
Bentuk II : Tujuan utamanya adalah membuang air ke dalam dasar tanah. Dan juga untuk menampung sedimen atau endapan-endapan dan sering disebut bendungan Debris atau Puing.
b) Menurut perencanaan hidraulic
 Over flow (pelimpah)
Dimaksudkan untuk mengalirkan air melaluipncak (crest)nya.
 Non over flow
Dibuat untuk tidak dilimpahi air.
c) Menurut material atau bahan yang dipakai
 Bendungan urugan tanah (earth-fill dam)
Bendungan tanah ini adalah model bendungan paling umum, terutama disebabkan karena konstruksinya, termasuk juga pemakaian material yang biasa serta tidak banyak memerlukan pengolahan. Disamping itu, juga oleh karena jumlah bidang kerjanya adalah baik sebagai akibat dari meluasnya pengembangan penampungan air serta ekstensi, terutama didaerah gersang dimana perawatan terhadap air untuk keperluan irigasi adalah merupakan kebutuhan yang pokok.
 Bendungan urugan batu (rock-fill dam)
Bendungan ini selain menggunakan batu dari segala macam bentuk / ukuran memberikan stabilitas, tapi juga memakai sebuah membrane (selaput semacam kulit) atau inti kedap air (core) yang tak akan dapat dipengaruhi oleh rembesan air. Membran inihendaklah sebuah dan menghadap up-stream serta yang tidak terpengaruh oleh lempung atau tanah.
 Bendungan gaya berat beton (concrete-gravity dam)
Gaya berat beton bendungan harus disesuaikan dengan lapangannya, dimana tempat iitu terdapat pondasi batuang yang cukup baik, meskipun bangunan-banguinan rendah dapat juga didirikan di atas pondasi alluvial, namun haruslah dilengkapi dengan cut-off yang memadai. Selain itu, hendaknya disesuaikan pula dengan maksud dan tujuannya, yakni sebagai crest pelimpah air, dan sebagainya.
 Bendungan lengkung beton (concrete-arch dam)
Bendungan ini dapat disesuaikan dengan lapangannya, dimana dengan lebar yang tepat di antara batas ketinggian adalah tidak besar, serta batas-batas pondasinya terdiri dari batu keras ini akan mampu menahan dorongan dari lengkungnya, karwena tekanan air waduk.
 Bendungan galangan beton (concrete-buttress dam)
Bendungan ini meliputi deck yang datar serta struktur-struktur lengkung ganda. Bendungan ini memerlukan beton kira-kira kurang dari 60 % daripada beton yang dipakai untuk bendungan-bendungan grafit. Namun, bila bendungan galangan beton ini dipandang dari sudut keindahan (artistik) dan teknologi perlu dipertimbangkan
 Tipe yang lain
Bendungan yang dibangun karena mempunyai kebutuhan lokal yang tidak sama atau karena berdasarkan percobaan-percobaan sesuai dengan alamnya.

3. Gaya-gaya yang bekerja pada bendungan
 Bendungan tipe urugan
1. Bahaya longsoran (sliding)
2. Berat mati tubuh bendungan (dead weight)
3. Tekanan hidrostatik (hidrostatic pressure)
4. Gaya seismik terhadap bendungan (seismic body force)
 Bendungan tipe beton
1. Berat tubuh bendungan
2. Tekanan hidrostatik
3. tekanan ke atas (uplift pressure)
4. tekanan sedimentasi
5. gaya seismik pada tubuh bendungan
6. tekanan hidrodinamik
7. gaya es (untuk daerah yang mengalami musim dingin)
Gaya seismik pada tubuh bendungan tipe garavity yang diperhitungkan adalah gaya seismik yang menimpa tegak lurus terhadap as bendungan. Gaya seismik pada tubuh bendungan tipe butress atau hollow gravity. Gaya seismik yang tegak lurus as bendungan juga harus diperhatikan.

4. Metode pembangunan berbagai jenis bendungan
a) Penyelidikan tanah
Hal ini perlu dilakukan agar kita dapat mengetahui karakteristik tanah dari lokasi dimana akan dibangun bendungan. Selain itu, agar dapat diketahui jenis-jenis bahan konstruksi yang cocok digunakan. Tentunya hasil penyelidikan ini diperoleh dari penelitian yang dilakukan pada sampel tanah yang diuji di laoratorium.
b) Pemilihan lokasi bendungan
 Topografi
Pemilihan berdasarkan rupa bimu yaitu memilih lambah yang tersempit misalnya bentuk U dan V
 Geologi
• Lokasi bendungan
Memperhatikan beban berat dan menempatkan pondasi pada lapisan batuan keras.
• Lokasi kolam waduk
Di pintu lembah tertutup agar muka air naik, selain itu agar dapat menentukan elevasi spillway dan dipilih tebing yang tidak dijumpai patahan / sisipan agar tidak terjadikebocoran.
• Bahan konstruksi
Material dalam jimlah besar
Transportasi yang murah dan mudah dalam konstruksi
Bahan kedap air atau bahan lolos air untuk drainase dan stabilitasi
• Lokasi spillway
Jika bendungan terbuat dari concrete maka pelimpah dibuat bersatu dengan tubuh bendung. Tapi jika waduk berupa urugan kaka pelimpah berpisah dengan tubuh bendung akibat adanya overtoping.
• Daerah genangan
Memperhitungkan aspek ekonomi, sosial dan ekologi
• Infrastruktur
Transport
Kantor / Perumahan / Bengkel / Gudang, dll
Tenaga listrik (diesel)
Batching plan, dll
c) Pemilihan tipe bendungan
 Tujuan pembangunan : apabila akan digunakan untuk PLTA dengan tipe pompa yang sering terjadi naik turun permukaan airnya maka semua tipe bendungan beton dapat dipakai, sedangkan untuk tipe urugan hanya dengan lapisan yang kedap air dimuka yang dapat dipilih.
 Keadaan kumatologi setempat : apabila dari daerah lokasi pembangunan sering turun hujan maka tipe beton lebih disukai karena volumenya lebih kecil. Sedangkan apabila terpaksa dipakai bendungan urugan lebih disukai urugan batu berlapis-lapis dengan lapisan kedap air miring atau lapisan kedap air di muka.
 Keadaan hidrologi setempat : ini menentukan banyak sedikitnya debit air yang tersedia untuk perencanaan sehingga menentukan optimasi dari proyek apakah akan dipakai untuk satu tujuan pembangunan saja atau untuk serbaguna.
 Keadaan topografi setempat : apabila lokasinya terletak di sungai yang sempit dan tinggi maka lebih disukai tipe bendungan berbentuk lengkung, sedangkan apabila lebar lebih disukai tipe beton berdasar berat sendiri, beton dengan penyangga beton, dengan lebih dari satu lengkung atau tipe urugan.
 Keadaan di daerah pegunungan : makin tinggi bendungan makin luas daerah yang akan tergenang yang tentu saja berpengaruh pada hilangnya daerah pertanian / peternakan / perkebunan dan lain-lain, serta biaya pembebasan tanah dan ganti rugi, pemindahan penduduk yang perlu mendapatkan perhatian seksama.
 Keadan geologi setempat : pada umumnya tipe urugan tanah dan urugan batu dapat dibangun di semua keadaan geologi dengan perbaikan-perbaikan pondasi seperlunya, sedangkan tipe beton hanya bisa dipakai di daerah yang keadaan geologinya baik.
 Tersedianya bahan baku setempat : apabila bahan bendungan relatif sedikit, tipe beton lebih disukai karena volumenya kecil sehingga bahan yang diperlukan hanya sedikit.
 Hubungan dengan bangunan pembantu : untuk tipe beton biasa tidak ada masalah karena bangunan-bangunan tersebut dapat dijadikan satu dengan tubuh bendungan. Tetapi untuk tipe urugan tidak boleh terlalu dekat mengingat mudah terkena erosi sebagai akibat aliran air.
 Keadaan lingkungan setempat : dengan adanya pembangunan akan terjadi perubahan di suatu daerah tertentu.
 Biaya proyek : apabila keadaan geologinya memumngkinkan maka bendungan beton biasanya lebih murah dibanding dengan tipe urugan.
 Gempa bumi : menurut pengalaman, bendungan urugan tanah dan beton berbentuk lebih stabil menahan gempa maka sedapat mungkin dipilih kedua tipe tersebut apabila daerahnya banyak gempa.
d) Keamanan bendungan (safety of dam)
Badan bendungan dan pondasi harus tahan terhadap kegagalan longsoran (sliding failure) meliputi kondisi-kondisi berikut :
 Rembesan harus mantap dalam kondisi waduk terisi penuh.
 Pda akhir pelaksanaan pekerjaan bendungan dalam kondisi adanya sisa tekanan pori.
 Kondisi muka air tinggi dan muka air rendah dalam waduk rembesan harus mantap.
 Pada kondisi muka air waduk turun dengan cepat (rapid draw-down) dan fluktuasi muka air waduk cukup besar masih ada sisa tekanan pori.
 Kondisi pada pengisian waduk maupun kondisi pada operasi waduk.
e) Pemeriksaan kualitas (quality control)
Selama pelaksanaan pekerjaan bendungan pemeriksaan kualitas baik bahan maupun hasil pekerjaan harus terus-menerus diperiksa baik di lapangan maupun melalui uji coba lab.
f) Fasilitas kontrol (control facilities of dam)
Peralatan kontrol yang berupa alat observasi dan instrumen pengukuran dam dan pondasi (observation and measuring insyruments) harus dipasang selama pelaksanaan pekerjaan guna keperluan monitoring dan pemeliharaan dam.

5. Perencanaan berbagai bendungan
a) Desain kriteria bendungan tipe urugan
 Klasifikasi tipe bendungan
Terdiri atas : * Bendungan urugan tanah (earth fill dam)
* Bendungan urugan batu (rock fill dam)
Dari klasifikasi tersebut tipe bendungan dibedakan :
• Tipe homogen (homogeneaus type)
• Tipe zone (zone type)
• Tipe selimut kedap air (lmpermeable kacing type)
 Bahan material
• Tanah : bahan tanah untuk dam yang akan digunakan memenuhi persyaratan yaitu kedap air. Koefisien permeabilitas dan kekuatan sama dengan tegangan geser setelah ditekan harus kecil, mudah diapatkan dan tidak mengandung bahan-bahan organik.
• Batuan : Bahan batuan harus baik dan awet serta harus memiliki tegangan geser yang tinggi.
• Bahan : Bahan kedap air untuk lapisan muka dinding bendungan umumnya digunakan aspal beton dan plat beton bertulang.
 Pondasi
• Pondasi permukaan tanah setelah penggalian herus diamayi secara seksama untuk diselidiki lebih lanjut.
• Dari hasil studi tersebut dapat diambil kesimpulan :
 Apakah kedalaman pondasi sudah cukup
 Apakah diperlukan tirai grouting
 Apakah diperlukan grouting selimut
 Apakah diperlukan grouting gigi
 Apakah diperlukan pekerjaan konsolidasi pondasi
 Desain badan bendungan
• Lereng bendungan
• Lebar puncak (crest) bendungan
 Untuk bendungan besar, lebar puncak antara 10 m hingga 15 m
 Untuk bendungan besar, lebar puncak antara 6 m hingga 9 m
• Chamber (jagaan puncak dam)
Yaitu tinggi jagaan yang ditambahkan pada tinggi desain bendungan jagaan tersebut dimaksudkan untuk mengkompensip apabila terjadi penurunan dalam kurun waktu tertentu pada puncak bendungan.
• Kemiringan lereng sebelah hilir
Didesain menurut tipe bendungan
• Kemiringan lereng sebelah hulu
 Kemiringan bagian hulu lebih landai daripada bagian hilir
 Kemiringan lereng untuk dam tipe zone relatif lebih landai
 Kemiringan lereng untuk dam dengan selimut aspal beton bergantung daripada metode konstruksi. Biasanya sekitar 1 : 1,6 – 1 : 1,8.
b) Desain kriteria bendungan tipe beton
 Persyaratan dasar untuk desain
• Berat satuan beton
Harus ditetapkan berdasarkan hasil uji di laboratorium
• Kokoh beton (strength of concrete)
Kokoh beton dan umumnya harus mengikuti standar yang berlaku secara internasional sehingga faktor keamanan memenuhi tegangan yang disyaratkan dalam desain.
• Tahanan geser batuan dasar, Modulus elastisitas, dan modulus deformasi
 Perhitungan desain dan model test tubuh bendungan
• Bentuk analisa stabilitas bendungan
Semua raut muka bendungan yang akan direncanakan, harus diperhitungkan mengenai stabilitasnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
 Tidak ada tegangan tarik yang terjadi sepanjang permukaan bagian hulu bendungan.
 Terjaminnya keadaan terhadap geseran
 Tgangan desak dan tegangan tarik tidak boleh melebihi nilai yang diijnkan
• Analisa tegangan (stress analysis)
Analisa tegangan untuk bendung harus dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan mengadakan penyesuaian terhadap kondisi tegangan dan bendungan.
• Model test
 Tegangan dinamikyang terjadi pada bendungan yang tingginya 15m atau lebih akibat gempa bumi yang intensitasnya tinggi ke arah tegak lurus pada as bendungan harus dikaji melalui percobaan model test.
 Pengaruh terhadap stabilitas bendungan dimana dasar batuan pondasi yang kurang baik harus dikaji melalui percobaan model test.
 Perbaikan pondasi dan kontrol suhu pada beton
Kontrol suhu pada beton selama pengecoran danselama proses ikatan harus diukur dan dikaji dengan seksama agar tidak terjadi adanya retak-retak atau retak rambut.
 Sambungan pengerutan dan penahan air
• Sambungan pengerutan (contraction joints)
 Menempatkan posisi dan pengaturan jarak untuk melindungi terjadinya retak-retak pada beton.
 Kemampuan instalasi campuran beton dari bentuk struktur
• Penahan air (waterstop)
Konstruksi penahan air harus dipasang dekat dan sepanjang permuikaan bendungan bagian hulu pada smbungan transversal (melintang). Konstruksi penahan air harus kedap air, tahan lama dan fleksibel mengikuti kontraksi (kembang susut) beton.
 Fasilitas pengawasan dan inspeksi
• Serambi dan saluran pengeluaran
Bendungan gaya bera beton harus dilengkapi dengan serambi yang ditempatkan sejajar pada bagian hulu dalam tubuh dam dan yang ditempatkan tepat ditengah searah dengan as bendungan. Untuk keperluan inspeksi dan pemeliharaan.
• Alat pengukuran (masurement instrument)
Berbagai macam alat pengukuran untuk bendungan tipe beton apalagi yang tinggi-tinggi harus dipasang yaitu :
 Mengatur suhu beton
 Mengukur pembuka sambunganm memanjang (longitudinal joints)
 Mengukur gaya keatas (uplift pressure)
 Mengukur pelenturan (deflection) bendungan

Read more...

Tips Merenovasi Rumah

Sebahagian pasangan keluaraga mungkin telah punya pengalaman dalam memangkas biaya dan mendapatkan tambahan ruang yang sehat. Berikut langkah renovasi murah itu:

1. Kamar tidur anak digeser ke bagian belakang. Kamar anak akan menempati sebagian lahan terbuka di halaman belakang. Proses ini menghasilkan satu kamar anak yang lebih besar, berukuran 3mx3m.

2. Untuk membuat kamar anak, mereka hanya membuat atap dan membangun sebuah dinding baru di belakang. Tiga bidang dinding lainnya merupakan dinding lama. Dengan begitu, biaya yang dikeluarkan lebih hemat.
3. Penggeseran letak kamar anak menyisakan ruang baru pada area "bekas" kamar anak tadi. Area ini dimanfaatkan sebagai ruang keluarga.

4. Penggeseran ruang ke bagian belakang membuat space di bagian tengah cenderung menjadi lebih gelap. Untuk itu dibuat skylight. Hal yang sama (dengan ukuran 80cmx100cm) juga dipasang di ruang keluarga. Skylight terbuat dari akrilik 3mm (sebagai plafon) dan geteng kaca pada atap. Agar sinar matahari tidak terlalu berpendar, lubang skylight diberi pembatas seperti cerobong asap dari tripleks.
5. Kamar tidur dan kamar mandi pembantu dibuat di belakang kamar mandi utama. Penempatan kamar mandi pembantu berdampingan dengan kamar mandi utama, membuat mereka tak perlu perlu lagi membuat saluran pembuangan limbah yang baru. Saluran limbah kamar mandi baru bisa mendompleng saluran limbah kamar mandi utama.
6. Langkah akhir adalah memperbaiki elemen bangunan yang rusak. Plafon yang rusak dibuat baru. Keseluruhan lantai keramik pun diganti.

Read more...

RUMAH DI KAVLING SUDUT


Rumah sudut yang berada di kavling-kavling sudut sebenarnya memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara optimal sebagai tengeran (landmark) yang menarik dari suatu kawasan. Meskipun demikian, masih ada nada keberatan pemilik lahan kavling sudut yang sering kali menganggap dirugikan karena luas lahan terpotong oleh garis sempadan bangunan (GSB).

Pemerintah telah menetapkan luas kavling sudut yang terkena GSB adalah setengah lebar dari lebar jalan di depan dan samping rumah. Jadi, jika kavling sudut memiliki lebar jalan depan 10 meter dan lebar samping jalan 6 meter, luas kavling

sudut akan terpotong GSB masing-masing 5 meter untuk halaman depan dan 3 meter untuk halaman samping.

Bagi pemilik lahan dan arsitek yang sadar lingkungan, ketersediaan halaman sudut yang cukup luas tersebut justru sangat potensial untuk mengembangkan rumah sudut yang sehat dan ramah lingkungan. Kelebihan yang dimiliki rumah sudut, antara lain, rumah mendapat pasokan sinar Matahari dan udara segar yang banyak dari berbagai arah. Untuk itu, desain rumah harus memanfaatkan kelebihan tersebut dengan menyediakan bukaan-bukaan jendela dan ventilasi yang banyak atau besar di sudut depan bangunan rumah sehingga rumah bermandikan cahaya alami, ruang dalam lebih terang, dan hemat pencahayaan lampu listrik.

Bentuk bangunan rumah pun dapat dikembangkan berbagai desain muka rumah yang menarik sehingga keberadaannya akan lebih tampak menonjol pada kawasan tersebut. Arsitek memiliki peluang kreativitas untuk mengembangkan desain-desain rumah yang berbeda dengan bentuk rumah di sekitar lingkungan, terutama bangunan yang berada di kompleks perumahan yang memiliki bentuk massa bangunan sama.

Keinginan pemilik rumah untuk memiliki rumah yang menarik dan berbeda dengan bentuk rumah di sekitarnya, dan kemampuan si arsitek untuk menghadirkan desain rumah sehat yang unik, akan memberikan kepuasan kepada semua pihak.

Pada rumah sudut, seluruh komponen bangunan memiliki kesempatan sama besarnya untuk ditampilkan sebagai satu kesatuan desain yang menarik. Dinding ekspos batu bata, batu alam, bertekstur semen kamprot atau dicat dengan warna terang yang selektif dapat menambah aksen bangunan rumah sudut. Kejelian si arsitek untuk menempatkan menara berisi tangga ruang dalam secara tepat akan membuat rumah sudut tampil kokoh dan menonjol.

Bentuk pagar rumah sebaiknya tidak terlalu masif karena justru dapat menutupi keindahan arsitektur bangunan. Pagar rendah dengan ketinggian tembok maksimal 1 meter atau pagar tinggi dari jeruji atau besi tempa masih dapat leluasa meneroboskan pemandangan ke dan dari rumah. Pada lingkungan perumahan yang relatif aman, kehadiran pagar tanaman tampak menambah kesan alami rumah sudut.

Rumah sudut memiliki kemudahan akses pintu masuk. Bagi yang percaya feng shui, pemilik rumah biasanya lebih memilih rumah dengan pintu masuk satu arah dari depan atau samping saja karena hal itu berkaitan dengan kepercayaan akan besarnya pemasukan dan pengeluaran rezeki si penghuni rumah. Bagi yang tidak percaya, rumah tetap disediakan dua pintu masuk dari depan dan samping. Pintu depan untuk tamu dan pintu samping rumah biasanya langsung menuju ke carport atau garasi mobil.

Rumah sudut dengan taman yang luas tentu sangat selaras dengan alam karena memberikan peluang besar bagi penataan taman dan tanaman yang menyatukan seluruh ruangan dan bangunan rumah itu sendiri dengan lingkungan sekitar. Ruang dalam rumah dengan bukaan pintu, jendela, ventilasi, dan skylight yang lebar ke arah luar akan menyatukan suasana alami rumah secara keseluruhan. Penyelesaian lantai dan dinding yang senada ruang luar dan dalam serta bukaan jendela yang lebar justru seolah mengundang ruang luar masuk atau sebaliknya sehingga rumah terasa lega dan luas.

Ketersediaan halaman depan dan samping rumah yang cukup luas dapat didesain menjadi hamparan taman luas. Keindahan taman yang selaras dengan bangunan rumah dan keteduhan pepohonan akan menambah nilai estetis dan ekologis terhadap rumah dan lingkungan sekitar. Halaman tetap dapat dimanfaatkan sebagai arena bermain anak-anak dan tempat pesta kebun keluarga, bukan sekadar untuk parkir kendaraan mobil belaka.

Untuk menjamin kelancaran sirkulasi udara dan cahaya ke dan dari dalam ruang, rumah harus tetap menyediakan teras dan taman belakang. Taman dapat dimanfaatkan sebagai sumur resapan air dan tempat nongkrong keluarga. Gemericik air mancur dan kehadiran kolam ikan berukuran kecil hingga sedang yang dilengkapi tanaman teratai akan memberikan pengalaman nuansa alami di teras dan ke dalam ruangan.

Namun, di lapangan, masih disayangkan banyak pemilik rumah sudut yang tidak jarang mengekspansi halaman hijau dengan membangun perkerasan secara menyeluruh menutup halaman. Ini berarti terjadi pelanggaran GSB rumah sudut. Hal ini jelas merusak keindahan bangunan rumah sudut dan merugikan secara ekologis. Padahal, ketersediaan halaman hijau yang cukup luas tersebut sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan sebagai tempat resapan air dan penanaman pohon besar yang berguna untuk menyuplai oksigen bagi penghuni rumah dan lingkungan sekitar. Maka, sudah saatnya pihak pemerintah daerah melakukan penertiban jika memang serius untuk mempercepat penambahan luas ruang terbuka hijau kota yang semakin kritis tersebut.

Optimalisasi lahan GSB menjadi taman rumah yang ditanami pepohonan seyogianya diberlakukan dan diawasi dengan ketat oleh pemerintah daerah. Kebijakan ini akan menambah ruang terbuka hijau kota yang terus menyusut. Di Jepang, kebijakan ini disebut Kukaku-Seiri (land readjustment) yang telah dijalankan sejak 1910 hingga kini. Jika pelaksanaan GSB untuk setiap kavling rumah diterapkan dengan konsisten, taman-taman rumah tersebut akan mampu menyumbang luasan ruang terbuka hijau kota metropolitan 10,4-16 persen.

Pada akhirnya, kepekaan pemilik kavling sudut dan arsitek untuk mengoptimalkan rumah sudut yang sehat, hemat energi, dan ramah lingkungan akan memberikan keuntungan estetis dan ekologis kepada semua pihak. Kota memperoleh tambahan lahan hijau yang cukup signifikan, lingkungan sekitar perumahan terasa teduh dan sejuk. Yang terpenting, penghuni rumah dapat tetap menjaga kesehatan fisik dan mental serta terhindar dari stres.

NIRWONO JOGA Arsitek Lansekap

Read more...

Selera Klasik dan Elegan

“Elegan, hangat dan nyaman”, demikian kira-kira komentar orang saat berkunjung ke sebuah rumah tinggal bergaya neo klasik yang berada di kawasan Kedoya, Jakarta Barat ini. Awalnya, bangunan dua lantai ini hanya disiapkan sebagai paviliun dari rumah induk yang berada di kaveling sebelah. Namun kemudian kebutuhan pemilik berkembang. Bangunan ini dirancang juga untuk tempat olah raga pribadi, tempat berkumpul dan bersantai baik bersama keluarga maupun bersama kolega pemilik. Bangunan yang dirancang oleh arsitek Ir. Handajanto Sundojo dari PT Istasadhya Arsi ini juga mempertimbangkan alurnya dengan rumah induk seperti koridor penghubung dalam dan konsistensi detail ornamental sehingga tampil harmonis dan elegan.

Mengacu pada tampilan rumah induk, arsitek memilih konsep arsitektur bergaya neo klasik untuk bangunan baru, tanpa melupakan prinsip bangunan tropis. Hal ini terlihat dari komposisi elemen yang serba simetris dan ornamen dekoratif yang bermotif melengkung. Konsep ini diimbangi oleh dominasi teritis yang lebar dan deretan jendela untuk sirkulasi udara segar serta masuknya cahaya alami ke dalam rumah. Fasada rumah didominasi oleh warna putih gading dan cokelat serta dihias dengan cladding dengan batu sandstone yang dipadukan dengan ukiran pada batu mocca cream serta profil pada lisplank. Pintu masuk utamanya sengaja dinaungi oleh portico dan sepasang kolom. Letaknya menjorok ke dalam untuk menegaskan kesan yang “hangat” dan mewah. Untuk susunan ruang dalam, arsitek menata ruang-ruang bersifat publik secara terbuka dan mengalir agar dapat menampung tamu dalam jumlahbanyak. Melangkah ke dalam, kita menemui area foyer yang dilengkapi oleh voiddua lantai dan bersisian dengan ruangan kerja yang merangkap perpustakaan pemilik. Di tengah rumah, terdapat area transisi yang mengantar kita ke ruang serba guna, tangga dan halaman belakang.

Area transisi ini bersisian dengan pantri dan area makan pagi sedangkan teras berada di pinggir kolam renang. Ruangan serba gunaberukuran 10 m x 10 m dirancang dengan plafon setinggi dua lantai yang dimanfaatkan untuk jamuan makan resmi, tempat rapat dan acara hiburan seperti panggung menyanyi dan berdansa. Area menarik lainnya adalah kolam renang berukuran20 m x 10 m yang diberi naungan berupa atap datar yang ditopang deretan kolom sehingga saat berolah raga tidak terkena sinar matahari. Atap kolam ini juga dilengkapi oleh tiga buah lubang sehingga suasana di bawahnya tidak gelap atau sumpek. Bagian tepi atap dirancang berupa kisi-kisi untuk tanaman rambat sedangkan area tepi kolam dikelilingi oleh taman sederhana sehingga suasana kolam renang menjadi segar. Salah satu sisi kolam renang didesain sebagai fokus perhatian dengan bentuk melengkung dan hiasan berupa pagar dan patung. Beranjak ke lantai atas, kita dapat bersantai di ruangan duduk atau beristirahat di kamar-kamar tidur tamu yang dilengkapi dengan kamar mandi dalam. Interior bangunan ini dirancang oleh Alexander Hudianto Wibowo dari PT Damar Mastercraft sedangkan desainnya terpadu dengan arsitektur yang bergaya neo klasik. Ciri khas neo klasik terlihat pada sistem proporsi, penataanyang serba simetris dan pola pengulangan / repetitif yang menghadirkan kesan formal dan teratur pada interior rumah. Hal ini terlihat pada lis profil dan panellin yang menghias bagian kolom dan dinding serta cornice pada plafon. Gaya neo klasik yang sudah dimodifikasi juga diterapkan di antaranya pola kotak-kotak pada plafon gantung yang dilengkapi oleh lampu tersembunyi untuk menghilangkan kesan “berat” dari ornamen dinding. Aplikasi gorden, vitrage dan karpet juga berperan penting untuk membentuk suasana nyaman dan “hangat” di ruangan. Desainer melapisi hampir seluruh lantai dalam dengan marmer jenis crema marvil yang dikombinasikan dengan motif serat kayu antik sebagai bingkai tepinya. Furnitur yang khas klasik seperti kursi berlengan dan sofa berukuran besar serta finishing antique wash menghias setiap ruang. Ruangan serba guna sebagai pusat aktivitas di bangunan, dirancang bergaya klasik Eropa yang lebih “berat” di antaranya berupa ornamen ukiran pada cornice dan panelling dinding serta lukisan mural. Untuk memperindah ruangan, desainer memadukan furnitur dengan benda-benda seni yang serasi dengan gaya klasik.

Benda seni seperti lukisan, tapestry, patung dan aksesori berupa lampu dan bantal hias tampil menyatu dalam penataan interior dengan mengacu pada konsep rumah galeri (home gallery) sehingga menjadi eye catcher dalam ruangan. Tata pencahayaan jenis spotlight atau jenis downlight juga sudah dipasang untuk menyorot keindahan benda seni. Hal ini juga diterapkan pada area sekitar kolam renang agar tercipta suasana yang menawan. Secara keseluruhan, desain bangunan yang elegan, interior yang klasik dan benda seni di rumah ini berhasil mengekspresikan gaya hidup penghuninya.

Read more...

Jadikan Ruang Makan Anda Lebih Hidup


Penataan ruang makan memerlukan perhatian yang sama seperti ruang tamu dan ruang lain dalam sebuah hunian. Dengan penataan ruang makan yang tepat dapat memberikan kenyamanan, nilai estetika , dan dapat menambah selera makan penghuninya. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam penataan ruang makan :
Keserasian warna dalam sebuah ruangan. Agar ruang makan lebih hidup, buatlah permainan warna antara sarung kursi, taplak meja makan, serbet dan dinding. Warna-warna cerah seperti hijau dan kuning ternyata dapat membangkitkan selera makan.
Besarnya meja dan jumlah kursi pada ruang makan harus sesuai dengan besar ruangan dan jumlah anggota keluarga. Apabila ruang makan cukup besar, Anda dapat menggunakan meja makan berbentuk lingkaran karena dapat memberi kesan akrab antar anggota keluarga. Namun, bila ruang makan tidak cukup besar, sebaiknya gunakan meja yang berbentuk persegi panjang dan menggunakan bentuk kursi yang simpel. Untuk lebih mendukung konsep hunian, meja makan dengan material kaca transparan atau kayu tanpa ornamen sangat dianjurkan pada hunian berkonsep modern (minimalis).
Untuk ruang makan yang menjadi satu dengan ruang lainnya seperti dapur dan ruang keluarga, dapat di pasang warna dan jenis keramik lantai yang berbeda. Dengan cara seperti itu, selain dapat membedakan fungsi ruang, perbedaan warna lantai tersebut mampu membuat ruang makan juga menjadi lebih menarik.
Selain ruang keluarga, ruang makan juga sering digunakan sebagai tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga. Untuk itu pengaturan sirkulasi udara dan pencahayaan perlu diperhatikan. Pada ruang makan sebaiknya mendapatkan bukaan yang cukup banyak. Kita dapat mensiasatinya dengan menempatkan meja makan di tempat yang terbuka, seperti di dekat taman atau kolam. Untuk pencahayaannya, Anda dapat memasang lampu gantung diatas meja makan atau permainan lighting pada plafon ruang makan.
Penataan dekorasi piring, sendok, garpu, dan cara pelipatan serbet yang menarik juga dapat meningkatkan gairah makan. Dan tidak lupa, letakkan buket bunga di tengah meja agar membuat ruang makan Anda menjadi lebih hidup.

(ahmad mutakabbir / Berbagai Sumber)

Read more...

Tip Mencagah Atap Bocor


Atap bocor seringkali membuat kita pusing tujuh keliling, tetapi kalau kita sudah antisipasi sebelumnya maka hal itu tidak akan terjadi, Caranya : Pasanglah pelapis alumunium foil sebelum pemasangan genteng.

Pasanglah genteng dengan rapi dan pastikan hubungan antar genteng terkunci dan dapat diperkuat dengan paku atau sekrup.

Pada bagian sambungan nok harus diperhatikan biar rapi dan gunakan waterproofing untuk melapisi setiap sambungan nok secara melebar.

Apabila menggunakan talang pastikan bahwa daya tampung talang sudah diperhitungkan sesuai dengan debit hujan maksimal.

Periksalah kondisi atap setiap 6 bulan sekali.

Dengan demikian anda akan terhindar oleh pusing akibat genteng bocor.

Read more...

Padukan Warna Plafond, Dinding, dan Lantai Anda

Tidak dipungkiri lagi bahwa dengan adanya sentuhan warna dapat mengubah sesuatu menjadi lebih hidup. Begitu juga pada rumah kita. Kini dinding, plafond dan lantai rumah tidak lagi monoton dengan warna putih. Beragamnya variasi warna pada material seperti keramik, parquet, cat dinding dan plafond, membuat ruangan tempat tinggal menjadi lebih hidup. Namun kita perlu mengetahui efek-efe

dapat ditimbulkan dari perpaduan antara warna plafond, dinding dan lantai agar suasana atau kesan yang ingin diciptakan pada ruangan tersebut tidak salah.
Lantai berwarna gelap dengan dinding dan plafond berwarna muda (pucat), dapat memberikan efek ruangan lebih luas.
Lantai dan plafond berwarna gelap sedangkan dinding berwarna terang (muda, pucat) dapat memberikan efek luas pada ruangan namun rendah.
Plafond, dinding, dan lantai berwarna gelap maka bentuk ruang akan hilang. Contoh, warna plafon dan dinding abu-abu tua dan lantainya keramik merah marun.
Lantai dan dinding belakang berwarna cerah, sedangkan dinding sisi kanan kiri dan plafond berwarna gelap dapat menciptakan efek lorong.
Lantai dan dinding berwarna gelap, sedangkan plafond berwarna cerah dapat memberi efek dalam basement.
Lantai, dinding sisi kanan kiri dan pelafond berwarna cerah sedangkan dinding belakang berwarna gelap dapat membuat ruangan terlihat lebih pendek(mengurangi kedalaman ruang)
Lantai, dinding belakang dan plafond berwarna terang, sedangkan dinding sisi kanan kiri berwarna gelap dapat memberikan efek ruangan terlihat lebih tinggi dan memanjang (sempit).
Lantai dan plafond berwarna terang, sedangkan semua sisi dinding berwarna gelap dapat mempertegas bidang horizontal
Semua sisi baik lantai, dinding, dan plafond berwarna terang dan pucat akan memberikan kesan lega dan bersih.

Tapi jangan lupa, pemilihan kualitas dan warna cat yang akan digunakan juga perlu diperhatikan agar terjadi keseimbangan warna dan hasil akhir yang maksimal.

Read more...

  ©Template by classicstudio,s blog.